Koruptor vs Pirates of the Maya

10/1/2019 • Common

Beberapa hari lalu di Indonesia negara tercinta ini mahasiswa melakukan aksi demo terkait penolakan pengesahan revisi UU-KPK dan beberapa undang-undang lainnya. Demo terjadi hingga di berbagai wilayah, sadly sampe ada yang ricuh. Menurut demonstran hasil revisi tersebut berpotensi melemahkan KPK. Oh God, Negara yang paling gencar dengan kasus korupsi ini pemberantasnya malah dilemahkan? Wait, saya cuma menyinggung UU-KPK aja, yep karena ini yang berkaitan dengan title.

Demo mahasiswa tentang UU KPK

Ngomongin soal koruptor ini ga ada habisnya, you know lah. Buat yang percaya dengan konsep ketuhanan dan meyakini hal gaib, selama kita masih memijak bumi datar (bulat) ini, selama itu juga setan masih bekerja keras menghasut dan merasuki manusia. “Entah apa yang merasukimu… 🎶” setan! Iya setan yang merasuki mu, Eh.

Istilah koruptor ini sebenarnya terlalu keren, sebut aja maling, jangan dibiasakan maksiat pake istilah keren. Lalu apa hubungannya si maling ini dengan Pirates of the Maya? Pirates of the Maya itu apaan? Bukan judul film atau pun judul skripsi, ini hanya istilah yang terlintas dipikiran saya tentang hal buruk yang terjadi semasa kuliah dulu. Seburuk apa? Jadi gini… 💭

Laki-laki menggunakan kostum yang secara umum terlihat seperti maling

Dulu kuliah di jurusan yang dominan membahas teknologi komputer dan saya fokus pada pengembangan software (ribet:Informatika). Saat itu paling banyak berinteraksi dengan komputer mulai dari membuat tugas kuliah, tugas kuliah sendiri, tugas teman, tugas teman yang masih sendiri, tugas teman sekelompok yang saya kerjakan sendiri, pokoknya bermacam tasks lah sampe sekedar hiburan nonton film dan ngegame. Ditambah lagi pas ketemu mata kuliah pemrograman, am so excited! Cuma takjub aja komputer “kok bisa gini?” tapi ga bener-bener pinter dan serius mempelajarinya (dulu:sekarang menyesal).

Waktu terus berjalan dalam kenikmatan teknologi komputer, sampai akhirnya pas lagi scrolling di sosmed ketemu Komunitas Ubuntu, Ubuntu apaan ya? Sampe dibikin komunitas gitu. Baca sekilas ketemu lagi dengan istilah Linux, ini apa lagi. Baca lagi dan akhirnya (sok) ngerti, ternyata berkaitan dengan sistem operasi, Ubuntu itu salah satu sistem operasi (OS) atau istilahnya distro (distribusi) yang berbasis Linux, Linux sendiri merupakan kernel, kernel bisa dibilang software layer utama pelayan atau penghubung antara software dan hardware, kurang lebih gitu lah. Loh, perasaan ga pernah di-mention pas di kelas. Entah dosen lupa atau saya yang ga nyimak atau keduanya benar. Nah, dari sini ini asal-mulanya, saya mulai penasaran kenapa ada OS berbasis Linux ini, kesimpulan awal dari penyelidikan saya adalah bahwa pengguna OS Linux ini adalah Hacker 👨🏻‍💻 Yeah, cool man!

Seseorang menggunakan laptop layaknya hacker

Tapi ternyata ga gitu juga wkwk. Saya simak yang paling sering dibahas dari komunitas Linux ini adalah perselisihannya dengan pengguna OS Windows. Pengguna Windows tersudutkan karena kebanyakan dari mereka menggunakan software bajakan dan hampir semua OS berbasis Linux ini free. Awalnya ga terlalu peduli sih, but somehow post nyindir sejenis itu terus muncul di beranda, risih juga rasanya karena saat itu saya masih menggunakan Windows dan saya tahu Windows yang saya pakai itu bajakan, jangan nanya tahu dari mana, mikir! (cak Lontong). Niat googling buat cari bahan untuk menjawab sindiran malah dapet hidayah, Alhamdulillah.

Dari sudut manapun menurut saya pembajakan itu tidak baik, sekalipun bermanfaat. Oke lah dengan membajak kita bisa menikmati software yang harganya belum bisa kita jangkau dan dengan software itu kita dapet ilmu dan meningkatkan skill. But what’s the difference between us with si maling tadi? Sebagian makhluk hidup bilang “Pake aja dulu, nanti pas mampu kita beli yang asli” seolah dia adalah jenis makhluk pengendali waktu, Avatar cuma bisa mengendalikan empat elemen dan tidak termasuk waktu. Kita ga pernah tau kapan meninggal, emang mau meninggal dalam keadaan maksiat? Naudzubillah. Jangan terlalu pede mengucapkan kata “nanti”, kalo sadar salah yuk segeralah insyaf dan bayar lisensi atau beli software. Lalu, dalam pembelian software ini juga jangan salah, pastikan beli lisensi di tempat resminya dan benar-benar legal. Misal Windows license key harganya diatas 2 jutaan, kalo beli cuma 100rb di situs e-commerce that’s still bajakan mas/mbak bro, itu sama aja beli CD The Beatles sama abang mobil pickup di pasar tradisional.

Penjualan DVD/CD

Kalo belum mampu beli cobalah migrasi cari software alternatif yang free. Inget, yang benar-benar free ya bukan free download with crack from situs Bagus21 and friends. Banyak kok software alternatif yang gratis, tinggal googling aja. Proses migrasi mungkin sulit, tapi kalo ga mau dicap sebagai maling dan mau bebas dari dosa jariyah ya usaha, banyak cara. Saya dulu memilih untuk migrasi karena belum mampu beli, maklum mahasiswa kost-an sepetak. Migrasi itu cuma penyesuaian kebiasaan aja. Imagine this, misal ngerjain skripsi pake OS Windows bajakan, Office Word bajakan, sambil denger music hasil download/copy dari teman, sometimes lelah mikir skripsi mau cari hiburan main game crack atau nonton hollywood, anime, kpop, etc hasil copy dari teman, selesai skripsi lulus dengan IPK tinggi dan terima ijazah, ga salah kan kalo dibilang ijazah bajakan? Belum lagi pas kerja lamaran pake ijazah bajakan, terima gaji, makan hasil gaji dan seterusnya. Nah, kebayang ga? Wait, menikmati music dan film hasil download/copy dari teman juga bajakan? Yes, sebagian besar file multimedia tersebut punya lisensi atau hak cipta. Lalu kira-kira apalagi hal bajakan semasa kuliah? Fotocopy buku, terus? Pikir sendiri. Penyebar, pengguna dan penikmat everythings bajakan ini saya sebut Pirates of the Maya, oh ya istilah ini terlalu keren, sebut saja maling. Jadi ketika Pirates ini teriak masalah korupsi that’s equals with dia sedang meneriaki diri sendiri dan mereka sama-sama maling.

In the end, saya merasa negara kita ini sudah rusak di atas dan di bawah. Saya pernah dengar quote dari khutbah jumat, “Kalian akan dipimpin oleh orang yang semisal kalian”. Jadi jika kita menginginkan pemimpin yang baik kita harus menjadi baik terlebih dahulu.

“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. Asy-Syura:30)